Sabtu, 07 Juni 2014

Cerpen "BUKU BERGAMBAR"




BUKU BERGAMBAR
KARYA
ULFA AULIA

 


Ketika aku menatap wajahku di cermin. Terbias bayangan wajahku yang sempurna. Kulitku putih, rambut lurus panjang sebahu, hidung mancung, dan mata bulat. Kupandangi lekat lekat kembaranku itu. Ada kesedihan yang tergambar  di matanya. Saat tanganku mencoba menyentuh kembaranku yang berada di cermin. Sekelilingku gelap, lantai yang ku injak seakan berputar, aku berpegang.  Aku terjatuh, rasanya aku memasuki dunia yang berbeda. Aku tak sadarkan diri. Aku mulai membuka mata yang kudapati suasana kamar yang redup. Ada seorang anak kecil kira-kira berusia 7 tahun dan seorang ibu. Mereka terlihat sangat akrab, aku tak tahu apa yang sedang mereka bicarakan. Aku ketakutan dan bingung. “Dimanakah aku berada sekarang? Siapakah anak dan sang ibu itu? Mengapa aku berada disini?”  
Berbagai macam pertanyaan tak henti-hentinya mendorong otakku untuk berpikir logis. Aku meringkuk di pojok kamar. Dengan mata menjelalat kesana-kemari. Perlahan-lahan aku mendengarkan suara sang ibu bercerita. Sepertinya mereka tak menyadari kehadiranku.
“ Sayangku tahukah engkau bahwa Ibu sangat menyayangimu?” Tanya sang ibu dengan suara paraunya.
“ Iya Bu..tapi mengapa aku terlahir seperti ini? Apakah Tuhan menyayangiku? Kalau Tuhan menyayangiku, mengapa aku berbeda dengan teman-teman? Apa salah Nina Bu? Teman-teman selalu mengejek  Nina. Mengapa Nina tidak bisa bermain dengan teman-teman, mengapa Nina selalu dikurung dirumah? Perut Nina selalu sakit Bu? Apa salah Nina Ibu? Jawab Nina sambil terisak-isak dipangkuan ibunya.
Sedari kecil anak itu selalu dikurung di dalam rumah, ibunya tidak tega membiarkannya terus murung, suatu ketika ibu itu membiarkannya main, tapi naas musibah yang menimpa mereka, Nina harus dirawat di rumah sakit karena penyakit jantungnya yang kronis. Sang ibu tidak tega membiarkan anaknya menanggung penderitaan seperti itu. Ibu itu telah memutuskan mendonorkan salah satu bagian organ dalam untuk anaknya. Ibu sadar hidupnya tidak akan lama lagi. Mereka berdua selalu menghabiskan waktu berdua. Ibu sangat tahu resikonya bila ia meninggalkan Nina dengan sangat tiba-tiba.
Setiap hari ibu membacakan buku gambar yang ia buat. Bermula dari seekor ayam betina beberapa saat kemudian ayam betina itu bertelur, halaman selanjutnya ayam betina meninggalkan telurnya pergi kemudian lupa, halaman selanjutnya telur itu menetas, tumbuh dewasa sendiri. Kemudian ayam betina dewasa itu bertelur, halaman selanjutnya ayam betina meninggalkan telurnya pergi kemudian lupa, halaman selanjutnya telur itu menetas, tumbuh dewasa sendiri. Kemudian ayam betina itu bertelur, halaman selanjutnya ayam betina meninggalkan telurnya pergi kemudian lupa, halaman selanjutnya telur itu menetas, tumbuh dewasa sendiri. Kemudian ayam betina itu bertelur, halaman selanjutnya ayam betina meninggalkan telurnya pergi kemudian lupa, halaman selanjutnya telur itu menetas, tumbuh dewasa sendiri.
Cerita itu selalu berulang di setiap halamannya. Nina yang masih kecil tertanam dalam pikiran dan ingatnya seperti cerita yang ia baca. Ia tidak ingat sama sekali apa yang telah terjadi hingga membuatnya tumbuh menjadi wanita dewasa. Ia tumbuh sendirian ditengah kerasnya hidup. Kerabatnya hanya sesekali datang dan memberi santunan kepada Nina. Nina tidak ingat siapa yang menggambar dalam buku gambar tersebut, yang ia tahu, ia selalu membaca buku tersebut tanpa tahu akhirnya, dan terus melupakan apa yang terjadi.
Aku tercengang melihat kejadian itu, seorang yang tertutup kain mori tergeletak di kasur rumah sakit dan anak kecil yang berada di ruang operasi. Aku melihat begitu jelas apa yang terjadi. Aku memandangi lekat-lekat siapa yang berada di balik kain mori. Dia adalah ibu dari anak yang berada di ruang operasi. Aku pun bingung, mengapa aku berada pada situasi sekarang ini. Apa hubunganku dengan mereka? Aku tiba-tiba tidak sadarkan diri, tergelat jatuh.
Sang ibu membuatkan buku bergambar untuk anaknya agar sang anak melupakan kepedihan yang dialami karena kehilangan ibunya.
Beberapa jam kemudian aku terbangun. Kepalaku begitu berat. Aku terbangun tepat di depan cermin. Aku bingung dengan kejadian yang baru saja menimpaku. Aku mengambil buku bergambar dan membaca ceritanya. Hingga aku pun lupa apa yang terjadi.
------Selesai----
Terinspirasi dari film anime.