Minggu, 27 April 2014

“Catatan Cinta Merah ”




Perkenalkan sobat namaku Merah, mungkin agak sedikit lebay tapi aku mengganggap ini sungguh luar biasa. Memandangnya secara diam-diam membuatku terpaku lebih dalam, tak ingin berpaling. Aku suka sekali menulis di buku diary. Hanya karena kejadian yang super singkat rasa ini bisa berpaling. Cerita yang kutulis kali ini berjudul  “Pengakuan Cinta Putri”.

Jika kita memang terhubung, aku percaya kau akan membaca catatan ini.
Pengakuan dari mimpi (kau juga sebagai pemeran)
Apakah yang kau tahu tentang cinta?
Dongeng antara Olive dan Popaye
Putri Salju dan Pangeran
Romeo and Juliet
Apa lagi?
Kisah ini mungkin tak sepopuler kisah yang kau tahu, tapi kisah ini juga kisah cinta, entah siapa pemerannya, cinta tetaplah cinta, kata yang sangat agung maknanya.
Cinta adalah sebuah kata yang indah. Bagi mereka yang merasakan keajaibannya.
Menurut mu, apakah cinta yang membuat keajaiban ataukah keajaiban yang membuat cinta itu datang?
Bagiku mimpi yang membuat cinta itu datang dan membuat keajaiban di sekitarnya.
Aku tak munafik, kadang aku bermimpi menjadi putri dan menikah dengan pangeran yang tampan lalu hidup bahagia selamanya. Alangkah indahnya hidupku bila itu menjadi nyata. Tapi aku hidup di dunia yang fana, memandang keangan-angan tanpa ada tujuan, arah, dan landasan tempat berpijak hanya akan menguburku dalam-dalam. Sedalam yang aku bayangkan.
            Aku sadar, Tuhan dapat membolak-balikan hati manusia setiap detik. Sedetik yang lalu aku berpikir bahwa aku menyukaimu, tapi sedetik kemudian aku berpikir bahwa rasa suka itu hanya ilusi semata. Benarkah begitu? Aku pun masih menerka-nerka. Hanya membiarkan perasaan ini menjadi arus.  Hahahaa.. dunia ini memang lucu.
            Berperilaku dan mengubah diri layaknya putri untuk menarik perhatianmu tidaklah mudah. Kau memang tak menuntutku untuk melakukan itu. Tapi kau tak memberi arah bagiku. Aku hanya berpikir ini lah yang harus ku lakukan. Pahamilah ini tak mudah, mengatur perasaan begitu sulit bila di depanmu.
P    E    R    M    U    L    A   A   N
            Awal semua ini aku menerkanya dari mimpi. Ini sungguhan mimpi, saat aku tertidur malam hari. Aku benar-benar bermimpi menjadi seorang putri yang sangat cantik dan memiliki seorang pangeran yang sangat tampan yaitu kau. Aku tahu, mimpi itu hanya khayalan dan kau begitu nyata. Saat ku terbangun mimpi itu seketika lenyap tak tersisa. Tapi kau masih membeku dalam ingatanku.
            Aku tak sanggup menyatakan yang sesungguhnya kepadamu. Entah karena aku malu, atau apapun. Tapi ini sungguh nyata, rasa ini sungguh nyata. Aku pun heran mengapa bisa terjadi secara tiba-tiba.
Memanggil namamu di sini begitu sulit, jariku kram saat ku ingin menuliskan namamu, otakku berkata “biar angin yang menghembuskan namamu kepada semua”. Aku percaya kau adalah pangeranku.
Aku tak tahu kau membaca tulisan ini atau tidak, tapi jika memang kita terhubung aku percaya kau membacanya dengan segenap kemampuanmu, mencerna semua tulisan ini.
Pangeran apakah kau merasa canggung saat bertemu denganku? (mengangguklah jika ia)
Pangeran apakah kau merasakan apa yang kurasakan? (berbisiklah di dalam hati)
Pangeran apakah kau merasa bergetar saat menyentuhku? (mengangguklah jika ia)
Pangeran apakah kau selalu berpikir kata-kata apa yang pas untuk memulai berbicara denganku?
Pangeran apakah kau sering memandangiku diam-diam? (jawab jujur)
Pangeran apakah kau merasa gugup saat mata kita saling bertemu? (jujurlah)
Pangeran apakah aku pantas untukmu?
Pangeran menurutmu apakah aku jelek atau cantik? (langsung dijawab)
            Berbagai pertanyaan itu muncul pangeran, bahkan pertanyaan-pertanyaan konyol sempat menjejaki otakku. Entah bagaimana aku mengatur perasaanku, hanya kau yang terbayang di kepalaku. Pertanyaan-pertanyaan seperti itu yang selalu aku rasakan bila bertemu denganmu, aku selalu merasa gugup.
Sayang buat aku lupa akan diriku
Agar aku bisa mendekatimu dengan leluasa
Melupakan sungkan yang mengapung
Rasa ini membuatku sakau sayang

Sayang buat aku menjadi bayangmu
Mengikuti memori yang akan kau buat
Walau kau tak melihatku
 tak apa

Sayang bantu aku melihat
Agar aku dapat melihatmu dengan jelas  
Singkirkan ketakutanku itu sayang.
Menyukaimu sebuah anugrah.
            Pangeran mungkin kau sekarang sedang tertawa saat membaca tulisan ini. Aku pun begitu. Jari-jariku gila menuliskan semua ini. Tapi aku tetap percaya pangeranku orang yang baik. Secara sengaja atau tidak sengaja, kau telah membaca tulisan seperti itu di buku catatanku yang pernah ku berikan, lalu kau bilang bahwa tulisan itu bukan untukmu.
Mungkin kau tak menyadarinya sayang
Tapi catatan ini untukmu,
Hanya untukmu, bukan yang lain.
Kau bahkan melihat tingkah canggungku saat berada di dekatmu. Ahh... sungguh memalukannya aku.haaahaa...
Dari belakang, aku hanya mampu memandangmu dari belakang. Itu tempat yang nyaman, memandang punggungmu dengan leluasa, tanpa ada yang memandang curiga.
Sayang bantu aku menatap matamu
Karna kini aku tak mampu
Hanya mampu memandang punggungmu
Dari sini, dibelakangmu
Seorang pangeran yang ku tahu, dia pantang menyerah, gagah berani, dan tak malu untuk sebuah kebenaran termasuk perasaan. Aku harap kau memang seorang pangeran.
Cerita ini mungkin berlanjut pangeran, karena aku merasa semua ini tidak hanya mimpi.
Kau di dunia nyata, dan harapanku di mimpi. Aku akan membuka mata dan berharap bahwa kau Pangeranku memang muncul dihadapanku... Aku akan membiarkan perasaanku menjadi arus.
Saat aku mulai membuka mata, kisah ini bukan hanya aku yang menjalaninya, tapi kau pun masuk sebagai pemerannya.
Bantu aku agar bisa melihat matamu
Gadis ini dengan segenap kemampuan menyusun kata demi kata hingga membentuk lautan kalimat. Berusaha memeras otak yang ternyata telah kering. Tulisannya terhenti sampai pada bagian ini.Hanya sebuah pengakuan Merah
∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞

Puisi di buku ku
Lanjutan puisi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar