Perkenalkan
sobat namaku Merah, mungkin agak sedikit lebay tapi aku mengganggap ini sungguh
luar biasa. Memandangnya secara diam-diam membuatku terpaku lebih dalam, tak
ingin berpaling. Aku suka sekali menulis di buku diary. Hanya karena kejadian yang super singkat rasa ini bisa
berpaling. Cerita yang kutulis kali ini berjudul “Pengakuan Cinta Putri”.
Jika kita memang terhubung,
aku percaya kau akan membaca catatan ini.
Pengakuan dari mimpi (kau juga
sebagai pemeran)
Apakah yang kau tahu
tentang cinta?
Dongeng antara Olive dan Popaye
Putri Salju dan Pangeran
Romeo and Juliet
Apa lagi?
Kisah ini mungkin tak
sepopuler kisah yang kau tahu, tapi kisah ini juga kisah cinta, entah siapa
pemerannya, cinta tetaplah cinta, kata yang sangat agung maknanya.
Cinta adalah sebuah
kata yang indah. Bagi mereka yang merasakan keajaibannya.
Menurut mu, apakah
cinta yang membuat keajaiban ataukah keajaiban yang membuat cinta itu datang?
Bagiku mimpi yang
membuat cinta itu datang dan membuat keajaiban di sekitarnya.
Aku tak munafik, kadang
aku bermimpi menjadi putri dan menikah dengan pangeran yang tampan lalu hidup
bahagia selamanya. Alangkah indahnya hidupku bila itu menjadi nyata. Tapi aku
hidup di dunia yang fana, memandang keangan-angan tanpa ada tujuan, arah, dan
landasan tempat berpijak hanya akan menguburku dalam-dalam. Sedalam yang aku
bayangkan.
Aku sadar, Tuhan dapat membolak-balikan hati manusia
setiap detik. Sedetik yang lalu aku berpikir bahwa aku menyukaimu, tapi sedetik
kemudian aku berpikir bahwa rasa suka itu hanya ilusi semata. Benarkah begitu?
Aku pun masih menerka-nerka. Hanya membiarkan perasaan ini menjadi arus. Hahahaa.. dunia ini memang lucu.
Berperilaku dan mengubah diri layaknya putri untuk
menarik perhatianmu tidaklah mudah. Kau memang tak menuntutku untuk melakukan
itu. Tapi kau tak memberi arah bagiku. Aku hanya berpikir ini lah yang harus ku
lakukan. Pahamilah ini tak mudah, mengatur perasaan begitu sulit bila di
depanmu.
P E
R M U
L A A N
Awal semua ini aku menerkanya dari mimpi. Ini sungguhan
mimpi, saat aku tertidur malam hari. Aku benar-benar bermimpi menjadi seorang
putri yang sangat cantik dan memiliki seorang pangeran yang sangat tampan yaitu
kau. Aku tahu, mimpi itu hanya khayalan dan kau begitu nyata. Saat ku terbangun
mimpi itu seketika lenyap tak tersisa. Tapi kau masih membeku dalam ingatanku.
Aku tak sanggup menyatakan yang sesungguhnya kepadamu.
Entah karena aku malu, atau apapun. Tapi ini sungguh nyata, rasa ini sungguh
nyata. Aku pun heran mengapa bisa terjadi secara tiba-tiba.
Memanggil namamu di
sini begitu sulit, jariku kram saat ku ingin menuliskan namamu, otakku berkata
“biar angin yang menghembuskan namamu
kepada semua”. Aku percaya kau adalah pangeranku.
Aku
tak tahu kau membaca tulisan ini atau tidak, tapi jika memang kita terhubung
aku percaya kau membacanya dengan segenap kemampuanmu, mencerna semua tulisan
ini.
Pangeran
apakah kau merasa canggung saat bertemu denganku? (mengangguklah jika ia)
Pangeran
apakah kau merasakan apa yang kurasakan? (berbisiklah di dalam hati)
Pangeran
apakah kau merasa bergetar saat menyentuhku? (mengangguklah jika ia)
Pangeran
apakah kau selalu berpikir kata-kata apa yang pas untuk memulai berbicara
denganku?
Pangeran
apakah kau sering memandangiku diam-diam? (jawab jujur)
Pangeran
apakah kau merasa gugup saat mata kita saling bertemu? (jujurlah)
Pangeran
apakah aku pantas untukmu?
Pangeran
menurutmu apakah aku jelek atau cantik? (langsung dijawab)
Berbagai pertanyaan itu muncul pangeran, bahkan
pertanyaan-pertanyaan konyol sempat menjejaki otakku. Entah bagaimana aku
mengatur perasaanku, hanya kau yang terbayang di kepalaku.
Pertanyaan-pertanyaan seperti itu yang selalu aku rasakan bila bertemu
denganmu, aku selalu merasa gugup.
Sayang
buat aku lupa akan diriku
Agar
aku bisa mendekatimu dengan leluasa
Melupakan
sungkan yang mengapung
Rasa
ini membuatku sakau sayang
Sayang
buat aku menjadi bayangmu
Mengikuti
memori yang akan kau buat
Walau
kau tak melihatku
tak apa
Sayang
bantu aku melihat
Agar
aku dapat melihatmu dengan jelas
Singkirkan
ketakutanku itu sayang.
Menyukaimu
sebuah anugrah.
Pangeran
mungkin kau sekarang sedang tertawa saat membaca tulisan ini. Aku pun begitu.
Jari-jariku gila menuliskan semua ini. Tapi aku tetap percaya pangeranku orang
yang baik. Secara sengaja atau tidak sengaja, kau telah membaca tulisan seperti
itu di buku catatanku yang pernah ku berikan, lalu kau bilang bahwa tulisan itu
bukan untukmu.
Mungkin
kau tak menyadarinya sayang
Tapi
catatan ini untukmu,
Hanya
untukmu, bukan yang lain.
Kau bahkan melihat tingkah canggungku saat berada di
dekatmu. Ahh... sungguh memalukannya aku.haaahaa...
Dari belakang, aku hanya mampu memandangmu dari
belakang. Itu tempat yang nyaman, memandang punggungmu dengan leluasa, tanpa
ada yang memandang curiga.
Sayang
bantu aku menatap matamu
Karna
kini aku tak mampu
Hanya
mampu memandang punggungmu
Dari
sini, dibelakangmu
Seorang
pangeran yang ku tahu, dia pantang menyerah, gagah berani, dan tak malu untuk
sebuah kebenaran termasuk perasaan. Aku harap kau memang seorang pangeran.
Cerita ini mungkin
berlanjut pangeran, karena aku merasa semua ini tidak hanya mimpi.
Kau di dunia nyata, dan
harapanku di mimpi. Aku akan membuka mata dan berharap bahwa kau Pangeranku
memang muncul dihadapanku... Aku akan membiarkan perasaanku menjadi arus.
Saat aku mulai membuka
mata, kisah ini bukan hanya aku yang menjalaninya, tapi kau pun masuk sebagai
pemerannya.
Bantu
aku agar bisa melihat matamu
Gadis ini dengan segenap
kemampuan menyusun kata demi kata hingga membentuk lautan kalimat. Berusaha
memeras otak yang ternyata telah kering. Tulisannya terhenti sampai pada bagian
ini.Hanya sebuah pengakuan Merah
∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞
Puisi di buku ku
Lanjutan puisi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar